Ralf Rangnick memang baru satu pertandingan mendampingi Manchester United saat menjamu Crystal Palace pada lanjutan Liga Inggris. Pertandingan yang digelar di Old Trafford tersebut berakhir dengan kemenangan Setan Merah dengan skor tipis 1-0 berkat gol semata wayang yang dicetak oleh Fred melalui tendangan dari luar kotak pinalti pada menit 77.
Meskipun tampil dominan, namun pasukan Patrick Viera mampu membuat frustasi barisan penyerang Manchester United dengan pertahanan yang solid hamper sepanjang pertandingan. Namun jelas terlihat perbedaan mendasar yang sudah diterapkan Ralf Rangnick dalam pertandingan tersebut.
Setan Merah pada pertandingan tersebut lebih terlihat tidak berlama-lama memegang bola, sentuhan dari kaki ke kaki yang cepat dimainkan dan jarak antar pemain dipersempit sehingga penguasaan bolapun lebih banyak dilakukan. Berbeda jelas saat masih dipegang oleh Ole, dimana pemain lebih diperbolehkan berlama-lama dengan bola dan menyerahkan sepenuhnya kepada kemampuan individu masing-masing pemain.
Ketika Ole masih memimpin, tentu ketika para pemainnya sedang onfire, taktik yang diterapkan tidak menjadi masalah dan masih bisa memperoleh kemenangan. Tetapi ketika pemain-pemain terutama Bruno Fernandes tidak dalam top formnya maka ini jelas merugikan tim dengan kehilangan banyak poin akibat seri ataupun kalah. Musim lalu Bruno dan sejumlah pemain masih bisa bermain baik sepanjang musim, ditambah lagi rival-rival sedang mengalami kesulitan seperti Liverpool yang mengalami badai cidera, atau Chelsea yang harus mengalami pergantian pelatih dari Frank Lampard ke Thomas Tuchel. Sehingga MU bisa berada diposisi kedua diakhir klasemen.
Di musim ini, meskipun telah memperkuat skuad dengan masuknya Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho dan Varane, pasukan Ole malah jeblok dengan sejumlah hasil yang kurang memuaskan sehingga pemecatan terhadap Ole terjadi juga.
Masuknya Ralf Rangnick yang baru 2 kali terlibat dalam latihan para pemain sebelum pertandingan melawan Palace, tampaknya mampu mengubah gaya permainan skuad mewah Manchester United. Yang diubah tentu adalah sistem, dan ini mulai terasa dipertandingan pertamanya tersebut.
Betul lawan yang dihadapi pasukan Rangnick kemarin hanyalah Crystal Palace dan bermain di Old Trafford pula, namun perubahan itu tentu sudah mulai dirasakan. Sejumlah media menyatakan kemenangan ini merupakan rekor baru yang dibuat Rangnick terhadap pelatih-pelatih asal Jerman di Liga Inggris yang sebelum ini belum bisa menang pada pertandingan debutnya. Tapi belum menjadi pembuktian apapun.
Beruntung di bulan Desember ini MU tidak mengahadapi tim-tim kuat, disinilah kesempatan para pemain menerapkan permainan yang diinginkan oleh Rangnick. Jika berhasil nantinya tentu bisa menyulitkan tim-tim kuat seperti Chelsea, Manchester City ataupun Liverpool di bulan Maret atau Mei tahun depan.
Namun permainan Rangnick tentu bukannya tanpa resiko, karena taktik yang digunakannya tentu memiliki stamina yang tinggi, dan juga ego dari pemain-pemain bintang yang dimiliki oleh Setan Merah harus diredam karena permainan kolektif yang diperagakan. Kerja keras yang harus dilakukan para pemain juga rentan mengalami masalah cidera.
Apakah para skuad mewah yang dimiliki MU saat ini mampu beradaptasi dengan cepat? Itu masih menjadi pertanyaan besar. Terlebih Rangnick hanya memiliki waktu 6 bulan sesuai dengan kontraknya. Mampukah Rangnick membuat fondasi bermain yang kuat hanya dalam waktu 6 bulan? Apakah Laga lawan Palace bisa menjadi patokan berkembangnya Manchester United? Kita lihat saja nanti.
Penulis adalah Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) dan juga pendiri Kanalbola.ID