Wembley musim ini menunjukan keramah-tamahannya kepada Liverpool. Bagaimana tidak, 2 final kejuaraan domestik telah diraih The Reds secara berturut-turut. Uniknya 2 pertandingan final di Wembley tersebut tersebut melawan lawan yang sama dan juga harus diselesaikan melalui adu penalty setelah 90 menit waktu normal dan 30 menit tambahan waktu tidak ada gol yang tercipta.
Ini menjadi gelar kedua Liverpool musim ini setelah memenangkan Piala Liga atau Carabao Cup, juga dengan mengalahkan Chelsea lewat adu penalti. Masih ada dua trofi lagi dikejar Liverpool musim ini yakni Liga Premier Inggris dan Liga Champions.
Bagi Liverpool ini adalah gelar kedelapan mereka di Piala FA. The Reds kali terakhir menjuarai Piala FA pada musim kompetisi 2005-2006 dengan mengalahkan West Ham United di Stadion Millennium, Cardiff, juga lewat adu penalti 3-1 (3-3).
Dilansir dari Opta, tambahan trofi Piala FA membuat Jurgen Klopp menjadi manajer kedua Liga Inggris yang menjuarai Piala Eropa atau Liga Champions, Piala FA, Piala Liga dan juara liga setelah Alex Ferguson bersama Manchester United. Klopp juga menjadi pelatih pertama asal Jerman sepanjang sejarah yang meraih trofi Piala FA.
Klopp secara resmi diperkenalkan kepada publik Anfield pada 8 Oktober 2015 dengan kontrak tiga tahun. Klopp membawa Liverpool masuk ke final Liga Europa 2015-2016, final Liga Champions 2017-2018 sebelum akhirnya menjuarai Liga Champions 2018-2019.
Setelah membawa Liverpool juara Liga Champions, Klopp juga membawa The Reds menjuarai Piala Super Eropa 2019 dan Piala Dunia Antarklub 2020 . Dia juga menjadikan Liverpool untuk kali pertama setelah 30 tahun menjadi juara Liga Premier 2019-2020.
Koleksi trofi Klopp itu masih bisa bertambah dua musim ini jika berhasil menjuarai Liga premier dan Liga Champions. Artinya Klopp bisa membawa Liverpool meraih empat trofi musim ini (quadruple).
Liverpool terpaut tiga poin di belakang Manchester City dalam perburuan juara Liga Premier dengan menyisakan dua pertandingan lagi. The Reds juga akan bertemu Real Madrid dalam final Liga Champions pada 28 Mei.
Wembley yang semakin ramah untuk Klopp
Klopp sebelumnya punya rekor buruk saban kali tampil di Wembley. Pada Februari 2016, Liverpool kalah adu penalti dari Manchester City di final Piala Liga. Sebelumnya saat masih menukangi Borussia Dortmund, Klopp juga kalah 1-2 dari Bayer Muenchen di final Liga Champions. Hasil itu sudah cukup menegaskan bahwa Wembley pernah menjadi momok bagi Klopp.
Itu belum termasuk kekalahan pada Community Shield melawan Arsenal tahun 2019. Namun tampaknya di tahun ini semua berubah. Liverpool berhasil menuntaskan 2 finalnya di Wembley dengan kemenangan.
“Berapa kali saya ke Wembley? Dua kali dan semuanya kalah. Ya tidak apalah, karena saya biasanya sukses di kesempatan ketiga. Itulah cerita hidup saya,” ujar Jurgen Klopp sesudah pertandingan Final Carabao Cup Februari lalu.
Serunya pertandingan
Kemenangan Liverpool ini mirip seperti kemenangan di final Carabao Cup yakni menang melalui adu penalti. Liverpool berhasil mengalahkan Chelsea dengan skor akhir 6-5. Di kubu Liverpool dari 7 pemain yang mengambil tendangan, 6 berhasil membuahkan gol dan 1 tidak yaitu Mane.Di kubu Chelsea sendiri dari 7 pemain yang mengambil tendangan, 5 berhasil membuahkan gol, 2 tidak yakni Apilicueta dan Mason Mount.
Babak Pertama
Jalannya pertandingan selama 90 menit berjalan cukup alot dari kedua tim. Peluang demi peluang tercipta dari Chelsea maupun Liverpool. Akan tetapi peluang-peluang yang tercipta itu tidak ada yang membuahkan gol.
Pada menit awal-awal, Liverpool sudah mengambil inisiatif untuk melakukan serangan. Terbukti 10-15 menit awal, Liverpool mendapatkan banyak peluang. Sedangkan Chelsea, lebih bertahan dan menutup setiap ruang yang kemungkinan di manfaatkan oleh para pemain Liverpool.
Kemudian terlepas dari 15 menit awal, Chelsea mulai dapat beberapa peluang bahkan bisa dikatakan lebih berbahaya daripada peluang yang diciptakan Liverpool pada 15 menit awal. Peluang yang diciptakan oleh Chelsea hampir di dapatkan oleh pemain asal Amerika Serikat, Christian Pulisic, akan tetapi tendangannya masih melenceng.
Di akhir-akhir babak pertama, Lukaku mendapatkan peluang dari umpan Jorginho, akan tetapi tendangannya masih melambung tinggi. Pada babak pertama ini, Liverpool lebih mendominasi secara statistik, tapi dalam masalah peluang, Chelsea lebih berbahaya daripada The Reds.
Babak Kedua
Pada awal babak kedua, baik The Reds maupun The Blues sama-sama meningkatkan intensitas permainan mereka. Tetapi pada awal babak kedua ini, Chelsea lebih mendominasi. Banyak peluang tercipta baik dari tendang bebas dari Alonso maupun tendangan Pulisic yang dapat dihalau Alisson Becker.
Tercatat, penguasaan bola Chelsea lebih tinggi daripada Liverpool. Chelsea dengan 54 persen, sedangkan Liverpool di 46 persen. Sekitar menit 65, Liverpool mulai bisa kembali keluar untuk menyerang pertahanan Liverpool. Beberapa peluang tercipta dari kubu The Reds.
Babak pertama maupun kedua, mantan pemain Porto, Luis Diaz menjadi pusat sorotan karena kebanyakan peluang Liverpool berasal dari Luis Diaz. Beberapa kali mengancam gawang Chelsea yang dijaga Edouard Mendy, tapi masih melenceng dan dapat di save oleh penjaga gawang asal Senegal tersebut.
Hingga menit terakhir babak kedua, tidak ada gol terjadi dari kedua klub top asal Inggris tersebut.
Extra Time
Di babak extra time pertama, kedua klub masih belum ada menciptakan gol satupun bahkan menciptakan peluang besar pun tidak ada. Akurasi operan dari kedua tim mulai tidak akurat dan terlihat kondisi pemain dari Chelsea maupun Liverpool sudah terlihat lelah.
Extra Time Kedua
Begitupun juga di babak kedua extra time, tidak ada sama sekali peluang besar yang tercipta dari dua kubu hingga menit terakhir extra time kedua dan pertandingan berlanjut ke adu penalti.
Di babak adu penalti, lagi-lagi Chelsea tersingkir oleh Liverpool dengan skor 6-5. Setelah tendangan Azpilicueta mengenai tiang dan tendangan Mason Mount yang dapat ditepis oleh Alisson.
Jurgen Klopp, bangga dengan apa yang ditunjukan oleh para pemainnya di laga ini, seraya tak lupa memuji Chelsea.
“Luar biasa, itu adalah pertandingan yang luar biasa dan intens melawan Chelsea, mereka pantas mendapatkannya dengan cara yang persis sama, seperti di Piala Carabao,” kata Jurgen Klopp usai laga.
“Itulah mengapa seberapa kecil marginnya.”
“Saya sangat bangga dengan para pemain saya, perubahan yang mereka lakukan, seberapa keras mereka berjuang, perubahan awal.
(DRO)