5 pertandingan sudah dijalankan oleh Timnas Indonesia U19 di Korea Selatan. Dari pertandingan-pertandingan tersebut 3 kekalahan, 1 menang dan 1 seri didapat oleh pasukan Shin Tae-yong tersebut. Bahkan 3 kekalahan yang didapat masuk dalam kategori kekalahan telak. Kalah 1-5 melawan Yeungnam University, 0-7 dan 1-5 saat melawan Timnas Korea Selatan U19. Sementara kemenangan diraih ketika melawan Daegu University dan hasil imbang 2-2 saat menghadapi.
Ini memang hanya uji coba dan masih ada waktu untuk segera memperbaiki semuanya. Namun hasil uji coba di Korea Selatan ini menunjukan masih banyaknya kekurangan yang harus segera ditutupi oleh Shin Tae-yong. Karena menghadapi Piala Dunia U20 yang akan berlangsung tahun depan, itu bukan waktu yang panjang, bahkan bisa dibilang itu waktu yang sangat singkat.
Kita memang diuntungkan dengan menjadi tuan rumah pada event tersebut, dan dengan demikian kita otomatis juga menjadi peserta. Tapi tentu kita tidak mau kita hanya menjadi peserta penggembira bahkan mungkin bias menjadi bulan-bulanan disana. Karena kita tidak hanya menghadapi tim sekelas Korea Selatan saja, melainkan kita mungkin harus menghadapi Timnas kelas dunia seperti Brasil, Argentina, Jerman, Inggris dan masih banyak lagi.
Kita tidak boleh tenang dengan hasil TC di Korea Selatan tersebut. Karena harus diakui kita belum memiliki sistem sepak bola yang baik terutama untuk usia dini. Kita tidak memiliki kompetisi yang baik ditingkatan umur. Itu tentu akan menyulitkan bagi siapapun pelatih Timnas Indonesia untuk tingkat usia tertentu. Pelatih sekelas Shin Tae-yong harus melakukan tindakan extra ordinary untuk menyulap Timnas U19 menjadi tim kelas dunia yang siap berlaga di gelaran sekelas Piala Dunia tersebut.
Untuk memulai tindakan extra ordinary tersebut memang harus ada evaluasi menyeluruh bagi Timnas U19. Dengan hasil pertandingan uji coba di Korea tersebut kita bisa melihat apa saja yang menjadi kelemahan dari Timnas, dan harus segera ada perbaikan. Misalnya apakah memang dari 40 pemain yang diikut sertakan dalam uji coba tersebut secara kualitas memang belum mumpuni? Kalau memang belum, Shin Tae-yong dan tim harus bergerak cepat mencari pemain-pemain yang memang dibutuhkan hingga ke pelosok Indonesia.
Pencarian para pemain tersebut bisa melibatkan banyak pihak, bisa melalui Asprov PSSI yang memang tersebar di seluruh Indonesia atau bisa melibatkan pihak-pihak lain seperti klub-klub ataupun SSB yang ada di seluruh Indonesia. STY maupun PSSI juga jangan pernah ragu dan malu untuk melibatkan Tim Garuda Select atau Vamos Indonesia misalnya, karena mereka juga telah melakukan seleksi secara ketat para pemain-pemain muda untuk disekolahkan di luar negeri.
Bagaimana dengan program naturalisasi? Secara instan memang itu bisa dilakukan, namun kita juga harus memikirkan bagaimana dampak psikologis jangka panjang bagi pemain-pemain muda Indonesia yang belajar, berlatih dan bertanding di dalam negeri. Tentu mereka akan banyak tersingkirkan oleh pemain-pemain naturalisasi tersebut dan dapat menyebabkan kekecewaan dan keengganan bermain bagi mereka. Jadi harus ada kehati-hatian dalam menjalankan program ini.
Evaluasi juga harus dilakukan dengan menggunakan sport science. Karena dengan begitu data-data setiap pemain benar-benar tercatat secara jelas. Terutama dalam satu tahun ini, kita bisa tahu siapa saja pemain yang layak bertanding ataupun tidak dalam Piala Dunia U20 tahun depan.
Kita berharap memang adanya perbaikan sistem kompetisi terutama untuk usia muda, karena dengan begitu, siapapun pelatih timnas akan lebih mudah untuk melihat dan memilih pemainpemain yang dibutuhkan. Tapi ini tentu berproses, tidak cukup 1 tahun. Oleh karena itu evaluasi menyeluruh terhadap Timnas U19 yang saat ini sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas Timnas itu sendiri. Jangan sampai sebagai tuan rumah kita tampil memalukan dan hanya menjadi lumbung gol dari timnas-timnas dunia.
Penulis adalah Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) dan Pendiri Kanalbola.id