Kanal Bola
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Legenda
  • Sejarah
  • Sepakbola
    • Liga Champions
    • Liga Europa
    • Liga Indonesia
    • Liga Inggris
    • Liga Italia
    • Liga Spanyol
  • Klasemen
  • Foto
  • Login
  • Home
  • News
  • Legenda
  • Sejarah
  • Sepakbola
    • Liga Champions
    • Liga Europa
    • Liga Indonesia
    • Liga Inggris
    • Liga Italia
    • Liga Spanyol
  • Klasemen
  • Foto
No Result
View All Result
Kanal Bola
No Result
View All Result
Home Sepakbola Liga Champions

Siasat Tuchel

Diantara 2 Final Liga Champions

kanalbol by kanalbol
16 Mei 2021
in Liga Champions, Sepakbola
0 0
0
Siasat Tuchel

Thomas Tuchel (baca Tukel dengan e pepet) bisa dibilang manajer yang beruntung. Sejak meninggalkan Bundesliga– terakhir mengasuh Borussia Dortmund yang ditinggalkan Juergen Klopp ke Liverpool, Tuchel dipercaya mengasuh tim berprestasi sekaligus kaya raya. Paris Saint Germain yang pertama. Klub ini sejak 2013, hingga 2021, sudah tujuh kali juara Ligue 1. Hanya di 2017, gelar direbut Monaco.

Klub kaya dari Paris ini, dimiliki penguasa Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani. Sang sheikh, menguasai saham mayoritas Les Parisiens dan sudah menghabiskan 1,21 miliar Euro setara Rp 21,4 triliun. Di musim perdana, 2011-2012, Tamim menggelontorkan 95,8 juta Euro setara Rp 1,7 triliun. Bintang-bintang yang didatangkan memang belum semaestro musim-musim berikutnya, seperti Zlatan Ibrahimovic dan terakhir Neymar.

Tamim sudah puas saat liga domestik didominasi Les Parisiens. Obsesinya mendatangkan Piala Liga Champions ke kota Paris. Maka duit berjuta Euro atau trilyunan rupiah dianggap tak masalah. Tapi jadi masalah buat manajer yang didatangkan. Tak kecuali Thomas Tuchel.

 

s

PSG di Prancis saat ini, ibarat Bayern Munich di Jerman. Jadi raksasa di negaranya, tapi sering kepeleset di Liga Champions. Memang, Munich lebih bagus rekor dan tradisinya di Liga Champions. Seperti mempecundangi PSG nya Thomas Tuchel di 2020. Gara-gara dipecundangi Hans Dieter Flick itu, Tuchel dipecat PSG.
Tuchel ke Chelsea. Menggantikan Frank Lampard yang ngos-ngosan di liga domestik. Peringkat tujuh, dengan laga sisa 19. Tuchel memang jadi penyelamat—sampai saat ini. Chelsea, ada di nomor 4, di kelompok klub yang bakal tetap bisa ke Liga Champions pada musim 2021-2022. Dan saingannya, Liverpool. Yang tertinggal empat angka dengan jumlah laga lebih banyak.

***
Tuchel mengibaskan tangannya, saat gol Ben Chilwell di menit ke 88, dianulir wasit di Final FA Cup. Sabtu malam, di Stadion Wembley, mestinya, bila gol tak dianulir wasit, anak asuhnya bisa di atas angin. Chilwell, dianggap offside oleh VAR—video assistant referee, alias asisten wasit yang mengawasi pertandingan lewat video. Waktu itu, Chelsea ketinggalan oleh gol pemain tengah Leicester, Youri Tielemans di menit 63. “Kami kurang beruntung. Di level ini, Anda harus punya keberuntungan lebih. Seperti, wasit,” kata Tuchel usai pertandingan.

Chelsea memang tak beruntung, karena gol Tielemans terjadi karena ada handsball Ayoze Perez yang mengoper bola ke Tielemans. Tapi, Chelsea banyak diuntungkan wasit, dengan begitu banyak pelanggaran terhadap pemain Leicester yang dibiarkan wasit. Mestinya ada dua gol yang diceploskan pemain Chelsea dengan segala keputusan wasit yang memihaknya di babak pertama.

Agresifitas Chelsea jangan ditanya. 3-4-3 nya punya keseimbangan dengan bintang-bintang sepakbola mancanegara. Semua terkenal, pemain nasional pula. Tapi siasat Tuchel bisa diredam Brendan Rodgers. Satu yang kelihatan jelas, meski formasi bagus, tapi Tuchel terkesan meremehkan Leicester. Edouard Mendy, kiper yang sedang tinggi performanya jadi pemain cadangan. Kiper keduanya, Kepa, yang sering blunder, yang malah jadi penjaga gawang utama.

 

Padahal, ini mestinya jadi pembuktian Tuchel ke Roman Abrahamovic, raja migas asal Rusia, pemilik Chelsea. Bahwa dia tak cuma bisa meloloskan Chelsea ke final. Tapi juga bisa memenangkan piala.

Pasukan Chelsea, mulai dari tim inti, sampai tim cadangan, sama kuatnya. Beda dengan di PSG yang cuma punya 1-2 bintang sepakbola, di Chelsea, Tuchel punya raja penghalau bola pertama, N’Golo Kante, pengatur serangan Jorginho, dan juga bintang muda Jerman, Timo Werner dan Kai Havertz.

Ok lah, Tuchel kecewa. Wajahnya tegang sepanjang pertandingan. Tapi pekerjaan rumahnya tetap mesti dikerjakan.

Pertama, tidak meremehkan lawan. Di laga Rabu 18 Mei dinihari melawan Leicester, kali ini dalam rangka Liga Primer Inggris. Chelsea mesti menang sehingga posisinya di nomor tiga klasemen. Menggeser Leicester. Bukti juga, menebus kesalahan yang dibuat Sabtu malam kemarin.

Kedua, yang paling diinginkan Roman. Kembali punya si kuping besar alias Piala Liga Champions, di lemari trophy klub. Di simulasi, melawan Manchester City, di Liga Inggris pekan lalu, Tuchel mempecundangi Joseph Pep Guardiola, yang menurunkan formasi pemain yang aneh. Tidak agresif seperti biasanya. Dan Sergio Aguero, penyerang City, meremehkan Mendy. Di kotak penalti, Aguero melakukan panenka, sebelum Mendy bergerak ke kanan atau kiri gawang. Bola sepakan Aguero dari titik 12 pas, ditangkap Mendy.

Sikap pemain Chelsea juga mesti diawasi baik-baik oleh Tuchel. “Rasanya saat ini, kami bisa menang melawan siapapun,” kata Christian Pulisic pasca ke Final Liga Champions. Omongan Christian Pulisic, rasanya perlu diatur. Rendah hati adalah sikap yang baik. Contoh konkret adalah Liverpool. Terpelesetnya sang kapten Steven Gerrard membuat Liverpool gigit jari gagal menjadi juara Liga Primer Inggris 2013-2014. Liverpool punya selisih poin besar dengan Chelsea saat itu, dan siap menjadi juara.

Inilah siasat yang dilakukan Juergen Klopp. Selain merekatkan hubungan antarpemain dan manajemen, Klopp juga mengatur ucapan para pemainnya. Tak takabur. Selalu menyatakan “Kami hanya fokus melihat pertandingan depan. Kami berlatih untuk itu,” kata Jordan Henderson, kapten Liverpool setelah Gerrard pension.

Tak cuma Henderson, juga siapapun pemain yang diwawancarai. Selalu menjawab hal yang sama. Membosankan untuk wartawan dan fans, tapi menumbuhkan sikap yang bagus buat tim. Rendah hati. Melihat setiap lawan adalah sulit. Ya, di Liga Primer Inggris, tak bisa seperti di Prancis, atau Jerman, atau Spanyol atau Italia. Klub yang juara itu-itu saja. Atau klub peringkat atas bisa dipastikan menang. Di Inggris, klub yang hamper terdegradasi bisa mempecundangi klub yang siap juara liga.

Pesan buat Tuchel, bila ingin tak gagal kedua kalinya di Final. Dan Final Liga Champions yang kedua kalinya.

 

(Yop)

kanalbol

kanalbol

Next Post
Sekian Lama Tuk Mengerti, Liverpool Jadi Misteri Yang Kian Terselami…

Sekian Lama Tuk Mengerti, Liverpool Jadi Misteri Yang Kian Terselami…

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Petualangan Si Kabol 14 Coach Justin : Fans MU Paling Banyak Fans Kardusnya

Petualangan Si Kabol 14 Coach Justin : Fans MU Paling Banyak Fans Kardusnya

20 Agustus 2021
Ngobrol Bola Bareng Budiman Sudjatmiko, Dari Sepak Bola Spanyol Hingga Indonesia

Ngobrol Bola Bareng Budiman Sudjatmiko, Dari Sepak Bola Spanyol Hingga Indonesia

28 November 2021
Italia, 11 Tahun Kemudian

Italia, 11 Tahun Kemudian

18 Juli 2021
Nostalgia Galatama

Nostalgia Galatama

2 Mei 2021
UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

0
ilustrasi istimewa

Rumor Transfer : Kopites Pilih Mbappe, Sancho Atau Salah?

0
XTEN, Perusahaan Apparel Lokal Yang Semakin Harumkan Nama Indonesia

XTEN, Perusahaan Apparel Lokal Yang Semakin Harumkan Nama Indonesia

0

Saatnya Bangun Industri Sepakbola Yang Lebih Adil

0
UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

11 Januari 2023
Harapkan Juarai Piala AFF 2022, Wapres Minta Timnas Indonesia Tiru Semangat Maroko

Harapkan Juarai Piala AFF 2022, Wapres Minta Timnas Indonesia Tiru Semangat Maroko

28 Desember 2022
Usung Tagline “Beyond Football”, Oaka Football Group Siap Menjadi Terdepan  Dalam Bisnis Sepak Bola

Usung Tagline “Beyond Football”, Oaka Football Group Siap Menjadi Terdepan Dalam Bisnis Sepak Bola

28 Desember 2022
MESSI DAN MBAPPE

MESSI DAN MBAPPE

18 Desember 2022

Recommended

UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

UTA’45, PSTI dan Ssaka, Bekerjasama Adakan Turnamen Futsal SMA Se-Jabodetabek & Edukasi Suporter

11 Januari 2023
Harapkan Juarai Piala AFF 2022, Wapres Minta Timnas Indonesia Tiru Semangat Maroko

Harapkan Juarai Piala AFF 2022, Wapres Minta Timnas Indonesia Tiru Semangat Maroko

28 Desember 2022
Usung Tagline “Beyond Football”, Oaka Football Group Siap Menjadi Terdepan  Dalam Bisnis Sepak Bola

Usung Tagline “Beyond Football”, Oaka Football Group Siap Menjadi Terdepan Dalam Bisnis Sepak Bola

28 Desember 2022
MESSI DAN MBAPPE

MESSI DAN MBAPPE

18 Desember 2022
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
  • Pasang Iklan
  • Kontak Kami

© 2021 Kanal Bola - Designed by Tokoweb.co

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Legenda
  • Sejarah
  • Sepakbola
    • Liga Champions
    • Liga Europa
    • Liga Indonesia
    • Liga Inggris
    • Liga Italia
    • Liga Spanyol
  • Klasemen
  • Foto

© 2021 Kanal Bola - Designed by Tokoweb.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In