Ranking FIFA Indonesia naik signifikan dalam peringkat FIFA terbaru yang dirilis kemarin, Indonesia naik empat peringkat ke posisi 160 pada ranking FIFA.
Pada ranking FIFA sebelumnya yang dirilis pada 23 Desember 2021, Indonesia berada di posisi ke-164 dengan torehan 992,31 poin. Ketika itu Indonesia hanya naik dua peringkat dari posisi 166 pada ranking FIFA per 19 November 2021.
Dalam rilis terbaru FIFA semalam, Indonesia berada di posisi 160 pada ranking terbaru. Indonesia menambah 9,30 poin dan memiliki total poin 1001,61.
Indonesia sukses menyalip posisi Singapura (161) dalam ranking FIFA. Meski begitu masih kalah dari Vietnam (98), Thailand (112), Filipina (129), Myanmar (152), dan Malaysia (153) dalam peringkat negara ASEAN di ranking FIFA.
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengaku bersyukur. Ia pun berharap tahun ini bisa menembus peringkat ke-150 dunia.
“Alhamdullilah cukup signifikan. Yang saya inginkan tahun ini (tembus) 150 dunia bisa tercapai ya,” kata Iriawan.
Untuk itu Timnas sudah merencanakan sejumlah agenda match day.
“Shin Tae-yong (pelatih Timnas Indonesia) sudah bikin list-nya. Ada tujuh kali lagi match day sama tim-tim yang akan diambil. Cuma sekarang ini Omicron-nya yang tidak kita duga sehingga ada gelombang tiga,” ujarnya.
Kendati begitu, Iriawan berharap rencana itu tetap harus berjalan. Seperti Liga yang saat ini tetap berlangsung meski diserang badai COVID-19.
“Tapi semua harus jalan-lah ya. Seperti pertandingan liga, ada regulasinya, di liga juga kemudian. Kan ada manager meeting, jika ada pemain yang kena COVID-19, ada pemain berikutnya, jika tidak ada, ada cadangan, jika tidak pemain youth-nya. Jika sampai tidak ada ya risiko pertandingan,” terangnya.
“Apalagi yang kena COVID-19 pelatihnya, kan ada asisten, jadi yang penting jangan sampai berhenti. Jika berhenti terlalu panjang, apalagi mau lebaran, mundur lagi nanti (liganya). Nanti kapan lagi kita mau mulai liga berikutnya.”
“Sekali lagi tetap jalan, karena kami sudah komunikasi staff dari koordinator Satgas PPKM Jawa-Bali. Yang jelas Prokesnya (protokol kesehatan). Yang kemarin memang situasi Omicron, kedua ada libur mungkin kan mereka agak longgar sehingga harus diperketat. PSSI kan tak punya jaringan untuk ke pemain-pemain yang ada,” Tegas Iriawan.
Sementara itu pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni mendesak PSSI untuk merancang program terukur agar bisa menembus 100 besar.
“Setelah bisa menembus posisi ke-160, sekarang PSSI harus mulai merancang program untuk menembus posisi 150 besar. Tiap tahun peringkat kita didorong naik 10 level sampai bisa menembus 100 besar. Itu butuh banyak uji coba dan event internasional yang berkualitas. Makanya, perlu dirancang secara cerdas dan terukur,” Kata pengamat yang dikenal dengan panggilan Bung Kus ini.
Senada dengan Bung Kus, Sekretaris Jenderal Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Abe Tanditasik mengatakan PSSI harus segera membuat Blueprint sepak bola nasional sehingga jelas program yang akan dijalankan untuk semakin memperbaiki peringkat Indonesia.
“Blueprint sepak bola nasional harus segera diwujudkan dan dilaksanakan secara konsisten agar kita semakin meningkatkan peringkat kita. Mulai dari perbaikan kompetisi, sport science, kompetisi usia muda, hingga program-program uji coba Timnas kita masuk kedalamnya. Kita bisa mencontoh blueprint sepak bola Jepang, dan saya yakin jika dijalankan dengan baik, hasilnya akan lebih baik, karena di Indonesia sepak bola adalah olahraga paling populer,” Ujar Abe.
(DRO)