Kondisi pandemi COVID-19 di Tanah Air memang semakin mengkhawatirkan. Tingginya kasus lonjakan virus corona membuat pelaksanaan Liga 1 dan 2 semakin tidak jelas.
Hal ini membuat para pemilik klub dan suporter mendesak PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru untuk memberikan kepastian kapan waktu pelaksanaan Liga Indonesia.
Persebaya Surabaya misalnya, telah mengirimkan surat kepada PT. Liga Indonesia Baru untuk memberikan kepastian terkait kelanjutan Liga 1 2021. Manajemen tidak ingin status kompetisi mengambang.
“Kami sudah kirim surat resmi ke LIB minta agar segera ada keputusan definitif,” kata manajer Persebaya, hari ini.
“Jangan biarkan mengambang seperti musim lalu. Ujungnya, kompetisi tidak jalan,” imbuh manajer asal Bojonegoro itu.
Persebaya mengirim surat karena LIB hanya memberitahu bahwa kompetisi ditunda sampai Agustus dan kasus Covid-19 melandai. Artinya, tidak ada parameter yang jelas.
“Tanpa parameter yang jelas, kita tidak bisa mengukur. Hal itu menimbulkan ketidakpastian nasib kompetisi,” tegasnya.
Sementara itu, meskipun memaklumi keadaan, Presiden Madura United, Achsanul Qosasi juga mendesak PSSI dan PT. LIB untuk memberi kepastian, termasuk memikirkan situasi terburuk jika Liga Indonesia 2021 tidak bisa dilaksanakan.
“Kondisi seperti ini memang sulit untuk menggelar Liga 1. Sebaiknya PSSI dan PT Liga memikirkan kondisi terjelek jika Liga 1 tidak bisa digelar di 2021. Segera buat aturan dan edaran kepada klub, untuk membantu klub menjelaskan kpd pemain tentang kontrak yang sudah ditandatangani, agar nanti tidak terjadi perselisihan yang dapat merugikan klub.” Ujarnya kepada Kanalbola.id.
Jika hal tersebut terjadi, Achsanul Qosasi mengingatkan agar PSSI segera melaporkannya kepada FIFA, untuk menghindar hal-hal yang berkaitan dengan kontrak pemain atau hal penting lainnya.
“PSSI harus segera Lapor kepada FIFA tentang kondisi pandemi di Indonesia, sehingga jika ada pemain (khususnya Pemain Asing) yg membawa ini ke FIFA, dapat dicari jalan keluar yang terbaik. Jika Liga ini dibatalkan, bagaimana dg Kontrak dan gaji pemain, ini juga harus dibicarakan dengan FIFA.” Tutupnya.
Suara suporter
Bagaimana para suporter menyikapi ketidakpastian pelaksanaan Liga Indonesia? Sekretaris Jenderal Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Abe Tanditasik mengingatkan PSSI dan PT LIB agar segera melakukan komunikasi yang baik dan intens kepada semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan liga.
“Sudah saatnya PSSI dan PT LIB berkomunikasi dengan pihak terkait seperti pemerintah, Satgas Covid dan yang lain, sehingga bisa memberikan kepastian kapan Liga Indonesia dapat digulirkan, baru kemudian dikomunikasikan kepada seluruh stake holder seperti klub, pemain dan official. Jangan dibiarkan mengambang dengan ketidakpastian seperti saat ini.” Kata Abe.
Abe berharap Liga Indonesia 2021 tetap dapat dilaksanakan dalam waktu dekat karena selain menjadi hiburan bagi masyarakat, sepak bola juga meningkatkan sendi-sendi perekonomian bagi masyarakat banyak.
“Saya berharap Liga Indonesia 2021 bisa berjalan dalam waktu dekat, meski dengan protokol kesehatan yang ketat, tanpa penonton di stadion. Karena masyarakat saat ini butuh hiburan, salah satunya ya dengan sepak bola. Ditambah lagi dari sisi ekonomi, sepak bola juga berpengaruh terhadap bangkitnya ekonomi masyarakat, mulai dari klub, pemain, official dan masyarakat bawah yang selama ini menggantungkan hidupnya dari pelaksanaan liga.” Kata Abe.
Senada dengan Abe, Wakil Ketua Umum Suporter Indonesia Bermartabat, Mimit Tarmidzi mendukung pelaksanaan Liga Indonesia dalam waktu dekat dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Disaat seperti ini masyarakat Indonesia butuh tontonan yang menarik, sudah tidak ada alasan menunda liga, karena turnamen uji coba juga sudah dilaksanakan dan berhasil, vaksin juga harusnya sudah dilakukan kepada para pemain dan official klub, dan jika dilaksanakan tanpa penonton, sudah taka da alasan lagi menunda kompetisi.” Ujar Mimit.
Mimit juga mendesak PSSI dan PT LIB untuk segera memberi kepastian apakah kompetisi ini bisa diadakan atau tidak, agar klub tidak menderita kerugian yang besar.
“Federasi harus tegas, kompetisi ini bisa berjalan atau tidak, jangan dibiarkan mengambang, agar klub juga bisa menyiapkan segala sesuatunya, termasuk kalau memang ada situasi terburuk kompetisi 2021 ditiadakan.” Tutup Mimit.
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali mengajak seluruh stake holder sepak bola untuk menurunkan penularan Covid 19 dengan terus mensosialisasikan penggunaan vaksin agar terciptanya herd immunity sehingga Liga Indonesia bisa kembali bergulir secepatnya.
“Suporter, klub, pemain, pelatih, dan stakeholder sepakbola Indonesia harus ikut berbuat menurunkan tingginya penyebaran covid. Caranya? Ikut mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk vaksin agar herd immunity bisa segera tercipta.” Ujar Akmal.
Ia juga mendesak PSSI dan PT LIB juga harus segera bersikap agar tidak membuat masyarakat sepak bola menjadi bingung tentang pelaksanaan Liga Indonesia.
(DRO)