FIFA saat ini dikabarkan sedang melakukan eksperimen terhadap beberapa aturan permainan di sepak bola. Seperti dilaporkan Mundo Deportivo, aturan itu diterapkan FIFA dalam sebuah turnamen usia muda bertajuk Future of Football Cup. Turnamen tersebut diikuti tim U-19 dari PSV, AZ Alkmaar, RB Leipzig, dan Club Brugge.
Setidaknya, ada lima perubahan aturan permainan yang diujicobakan dalam turnamen tersebut.
Pertama, waktu permainan tidak lagi menjadi 2×45 menit, tapi 2×30 menit. Artinya, setiap babak hanya akan menjalani 30 menit.
Kedua, permainan akan dihentikan setiap terjadi gangguan. Misal, jika terjadi pelanggaran atau bola keluar dari area permainan, waktu permainan akan dihentikan
Perubahan ketiga dalam rencana tersebut adalah membuat pergantian pemain tanpa batas.
Rencana perubahan keempat adalah, menerapkan kick-in bukan lagi throw-in. Artinya, setiap situasi lemparan ke dalam akan diganti dengan tendangan ke dalam. Ini sama seperti yang dilakukan dalam permainan futsal.
Sedangkan rencana perubahan kelima adalah terkait kartu kuning. Pemain yang terkena kartu kuning dalam aturan baru ini akan mendapatkan skorsing alias tidak boleh melanjutkan permainan selama lima menit dan menonton dari pinggir lapangan.
Menanggapi hal tersebut, pengamat sepak bola M. Kusnaeni menilai eksperimen tersebut sangat wajar dilakukan dalam sepak bola, karena olahraga ini sangat dinamis sehingga dari masa ke masa selalu ditandai dengan berbagai perubahan laws of the game.
Namun dalam eksperimen yangakan diterapkan ada beberapa peraturan yang mungkin menambah menarik pertandingan, namun ada juga yang harus dipertimbangkan
“Salah satu perubahan terbaru yang sedang digagas adalah durasi pertandingan dari 2×45 jadi 2×30 (bersih) Ini cukup positif untuk membuat pertandingan tetap menarik. Kita tahu, banyak pertandingan agak menurun tempo dan intensitasnya setelah 30 menit. Penyebabnya, kondisi dan kebugaran pemain menurun sehingga bermain tinggal memanfaatkan sisa tenaga. Dengan 2×30 menit, pemain bisa istirahat sejenak setelah 30 menit. Sehingga kemudian bisa melanjutkan pertandingan dengan kondisi lebih bugar dan permainan bisa tetap menarik.” Ujarnya kepada Kanalbola.id hari ini.
Pengamat yang biasa dipanggil Bung Kus ini menambahkan, aturan 2×30 menit (bersih) itu tentunya harus didukung dengan perubahan dalam aturan pergantian pemain. Sehingga lebih banyak pemain bisa terlibat dan lebih banyak perubahan strategi bisa dilakukan pelatih sepanjang pertandingan.
“Menurut saya, tidak elok juga kalau pergantian pemain dibuat fleksibel seperti futsal atau basket. Lebih bagus tetap seperti sekarang tapi dengan jumlah pergantian lebih banyak, misalnya maksimal sampai 7 atau 8 pemain dengan line up 20 orang.” Tutup Kusnaeni.
Berbeda dengan Kusnaeni, Pandit DPI, Justinus Lhaksana mengkritik keras eksperimen yang dilakukan oleh FIFA tersebut terutama peraturan yang menyebutkan pergantian pemain tanpa batas karena akan membuat semakin lebarnya jurang antara klub kaya dan klub kecil.
“Pergantian pemain unlimited tentu akan merugikan klub kecil yang tidak punya pemain banyak, tidak punya bench yang bagus sementara tim-tim kaya bisa membeli 22 pemain yang sama bagusnya. Untuk jangka panjang gap antara klub kaya dan klub kecil akan semakin besar.” Ungkap Justin kepada Kanalbola.id.
Justin juga menilai jika eksperimen yang dilakukan FIFA benar diterapkan akan merusak permainan sepak bola itu sendiri. “Saya pikir ini tidak lagi perubahan, tapi ini pengrusakan permainan sepak bola. Saya tidak tahu apa yang menjadi dasar pemikiran eksperimen ini, apakah ini memang diinginkan oleh klub-klub kaya agar semakin mendominasi sepak bola? Ini menjadi pertanyaan.” Kata Justin.
Sementara itu mantan pemain tim nasional Kurniawan Dwi Yulianto menilai eksperimen yang akan dilakukan FIFA menerapkan peraturan yang tidak lazim, namun dirinya masih ingin melihat hasilnya terlebih dahulu.
“Saat ini masih belum bisa Komentar tapi kalau lihat yang akan berubah jadi agak aneh yah..kita tunggu aja dulu trialnya seperti apa.” Katanya melalui pesan singkat kepada Kanalbola.id hari ini.
Mantan kiper Persib, Eddy Kurnia yang menilai wajar jika ada perubahan peraturan dalam sepak bola asalkan tidak membuat hilangnya marwah sepak bola. “Sepak bola itu berkembang dari segala aspek baik pemain, pelatih, maupun dari segi peraturan pertandingan. Jadi ya sah-sah saja dan saya setuju saja selama itu membuat sepak bola terus maju dan tetap jadi olahraga nomor 1 di dunia. Asal marwah sepakbola tidak jadi hilang.” Ujar Eddy.
Bagaimana pendapat kamu tentang eksperimen yang akan dilakukan FIFA ini Kanalbolers?
(DRO)