Usai pengumuman resmi dari PSSI terkait bergulirnya Liga 1 2021/2022, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI telah menggelar manager meeting pada Rabu sore (4/8). Agenda tersebut dilakukan secara virtual.
Hadir dalam manager meeting tersebut, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Waketum PSSI, Iwan Budianto, dan Sekjen PSSI Yunus Nusi. Sementara dari LIB dihadiri oleh Direktur Utama, Akhmad Hadian Lukita, Direktur Operasional, Sudjarno, Direktur Keuangan, Anthony Chandra Kartawiria dan komisaris Ferry Paulus, Andogo Wiradi, serta Leo Siegers.
Dalam manager meeting itu semua klub Liga 1 menyepakati dan mendukung bahwa kompetisi Liga 1 2021/2022 akan kick-off pada tanggal 20 Agustus 2021.
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mendukung penuh respon klub untuk memulai Liga pada tanggal 20 Agustus mendatang.
“Terima kasih kepada semua klub Liga 1. Kami berkomitmen untuk melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab LIB dan PSSI. Kami telah bekerja keras, bahu-membahu, dan berkomunikasi dengan pemerintah agar kompetisi bisa bergulir. Mari menyongsong kompetisi yang kita tunggu dan mudah-mudahan semuanya bisa lancar. Mohon doa dan dukungan seluruh satke holder sepak bola.” ujar Mochamad Iriawan melalui pesan singkat kepada Kanalbola.id sore ini.
Sementara itu Presiden Madura United, Achsanul Qosasi menyatakan kesiapannya untuk mengikuti Liga 1. “Madura United siap mengikuti Liga 1 20 Agustus mendatang. Meskipun idealnya persiapan minimal 1 bulan, namun kalau memang bias dijalankan itu adalah hal yang baik. Yang terpenting adanya kepastian agar klub bisa menyiapkan segala sesuatunya, seperti bagaimana hubungan dengan pemain, atau pihak sponsor.” Ujar Achsanul Qosasi kepada Kanalbola.id.
Achsanul Qosasi menambahkan saat ini pihak klub masih menunggu bagaimana sistem yang akan dijalankan pada Liga 1 oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB). “Sekarang tinggal bagaimana sistemnya. Berkaca pada Piala Menpora adalah contoh baik dimana dengan adanya kompetisi tidak menimbulkan kluster baru dari sepak bola, dan saya optimis jika protokol kesehatan dijalankan secara ketat, Liga 1 juga tidak akan membuat kluster baru.” Kata pria yang biasa dipanggil dengan AQ ini.
Senada dengan Achsanul Qosasi, CEO Borneo FC, Ponaryo Astaman juga menyatakan kesiapan timnya untuk ikut pelaksanaan Liga 1 tanggal 20 Agustus mendatang. “Informasi yang saya dapatkan dari manajer, semua klub siap untuk bermain termasuk Borneo.” Ujarnya singkat kepada Kanalbola.id.
Pengamat sepak bola M. Kusnaeni menilai sebenarnya agak dipaksakan jika pelaksanaan Liga 1 ditanggal 20 Agustus karena minimnya persiapan bagi para pemain. “Alhamdulillah akhirnya ada kabar soal Liga 1. Tapi menurut saya sih kurang bijak kalau liga bergulir 20 Agustus tapi baru diumumkan kurang dari tiga minggu sebelum bergulir. Dengan begitu, klub tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik.” Ujar pengamat yang biasa dipanggil Bung Kus ini.
Ia menambahkan sebaiknya persiapan minimal yang diberikan kepada klub adalah 1 bulan karena terkait dengan kesiapan pemain. “Setidaknya, dengan memberi waktu sebulan, pelatih bisa menyiapkan program periodisasi yang tepat. Sehingga ketika kompetisi digulirkan, kondisi pemain memenuhi syarat untuk bertanding. Jangan sampai pemain dipaksakan berkompetisi tanpa persiapan yang memadai. Itu membuat pemain jadi rawan cedera dan tidak bisa bermain dengan kemampuan terbaiknya. Akibatnya, kualitas kompetisi akhirnya jadi alakadarnya.” Tutupnya.
Pengamat sepak bola yang juga Dekan Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Rio Johan menilai pelaksanaan Liga 1 tentu akan berpengaruh terhadap keuangan klub meski tidak signifikan karena diadakan tanpa penonton akibat pandemic. “Dengan bergulirnya Liga 1 pada tanggal 20 Agustus kedepan paling tidak memberikan sedikit manfaat bagi keuangan klub. Contohnya para klub peserta Liga 1 akan mendapatkan subsidi dari PT. Liga Indonesia Baru, dapat dimainkannya pemain yang sudah terikat kontrak dengan klub serta adanya kesempatan klub untuk mengadakan kerjasama dengan sponsor. Dalam keadaan seperti ini, keahlian manajemen keuangan klub perlu diperhatikan oleh klub, Break Even Point (BEP) saja saya rasa sudah cukup oke, tapi jangan sampai salah kelola keuangan sehingga menyebabkan kerugian keuangan yang sangat besar bagi klub.” Tutup Rio.
(DRO)