Pada pertandingan leg pertama Final Piala AFF 2020 Indonesia VS Thailand, Timnas Garuda harus mengakui kemenangan telak 0-4 tim Gajah Perang. Hal tersebut membuat peluang Indonesia menjuarai turnamen tersebut menjadi kecil, karena di leg kedua kita harus bisa menyamakan agregat (dengan begitu pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu lalu adu penalti) atau melampauinya.
Meskipun begitu, perjuangan Timnas kita selama pagelaran Piala AFF ini patut mendapat apresiasi. Meskipun tidak diunggulkan, Timnas kita dapat menjawab semua keraguan dengan mengalahkan Kamboja, Laos, dan mempermalukan rival abadi Malaysia dengan skor telak dan bermain imbang dengan juara bertahan Vietnam 0-0. Di semifinal kita mengalahkan Singapura dengan agregat 5-3.
Shin Tae-yong, baru dua tahun melatih Timnas Indonesia, itupun terganggu dengan adanya Pandemi Covid 19 yang menyebabkan terhentinya semua kegiatan olahraga. Dan Liga Indonesia juga baru beberapa bulan ini berjalan. STY telah mampu meningkatkan performa timnas, dan ini terlihat pada perhelatan turnamen ini.
Hal ini diungkapkan oleh legenda sepak bola Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto saat hadir dalam acara Nobar terbatas Final Piala AFF yang dilakukan oleh Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) dan Kanalbola.ID yang didukung oleh MILLS sebagai apparel resmi Tim Nasional Indonesia Rabu malam di kawasan Rawamangun Jakarta.

“Kita jangan terlalu cepat menilai kekalahan ini sebagai kegagalan dari Shin Tae-yong. Dalam AFF kali ini jelas sekali terlihat progres yang cukup baik dari apa yang dilakukan oleh STY. Pemain-pemain muda yang dipilih olehnya cukup bagus dan menunjukan permainan yang impresif, terutama ketika melawan Malaysia.” Ujar legenda yang biasa dipanggil dengan ‘Si Kurus ini’.
Kurniawan mengakui kalau memang masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Shin Tae-yong mulai dari perbaikan mental pemain hingga barisan pertahanan yang masih terlalu terbuka sehingga Thailand bisa mencetak banyak gol di leg pertama.
“Tentu masih banyak PR bagi STY, yang pertama dan terpenting adalah mental bermain yang ditingkatkan. Rasa percaya diri pemain harus di maksimalkan. Pertahanan kita juga masih terlalu terbuka sehingga kita lihat pemainpemain Thailand bisa mencetak banyak gol.” Katanya.

Senada dengan Kurniawan, Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro juga menilai Shin Tae-yong sangat layak dipertahankan karena sudah mengubah Timnas menjadi tim yang jauh lebih baik dari pelatih-pelatih sebelumnya.
“Saya melihat Shin Tae-yong mampu melihat apa yang menjadi kelemahan utama dari Timnas sebelumnya, yakni stamina. Kita tahu bahwa sebelum STY, pemain timnas hanya mampu bermain satu babak saja, setelah itu habis, namun dengan latihan yang diterapkan dan pemilihan pemain-pemain muda STY mampu meningkatkan stamina para pemain. Ini jelas terlihat di Piala AFF kali ini dimana para pemain bisa bermain hingga peluit akhir dibunyikan.” Ujar Indro.
Indro juga menambahkan, pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Shin Tae-yong kedepan adalah memperbaiki umpan kaki ke kaki dan memilih striker yang memiliki penyelesaian akhir yang baik.
“Masih ada pekerjaan rumah, memperbaiki umpan dari kaki ke kaki, karena ini yang cocok dilakukan oleh timnas, bukan dengan long ball atau drible. Striker kita juga masih kurang memiliki ‘killer insting’ di kotak penalti lawan, ini mungkin karena klub yang ada di Liga Indonesia lebih banyak menggunakan pemain asing, sehingga STY agak susah memilih striker.” Jelas Indro.

Acara nobar yang diadakan di sebuah café dengan udara terbuka tersebut juga dilakukan denga protokol kesehatan yang baik, selain memakai masker, disetiap meja juga disediakan hand sanitizer, serta pengujian suhu tubuh saat masuk area. Hadir juga diacara tersebut Sekjen PSTI, Abraham Tandetasik, perwakilan PSSI dan MILLS yang membagikan doorprize jersey original Timnas Indonesia serta perwakilan Ssaka, perusahaan bola kaki asal Korea yang juga membagikan produknya kepada pemenang doorprize.
(DRO)