Tim Nasional Indonesia memang mampu menang telak melawan Myanmar di pertandingan uji coba yang berlangsung di Gloria Sport Arena, Turki. Namun ini merupakan hal wajar mengingat secara skill individu maupun tim, Indonesia terlihat berada diatas Myanmar, meskipun secara peringkat FIFA, Myanmar berada diatas Indonesia (peringkat 148 berbanding 166).
Performa tim asuhan Antoine Hey tersebut pun labil selama 2020 hingga 2021. Sama seperti Indonesia, Myanmar juga tak lolos babak grup Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Terbaru, Myanmar menang 8-0 atas klub Antalya Halspor di Turki, Kamis (18/11). Namun, sebelumnya, Maung Muang Lwin dan kawan-kawan takluk 1-2 dari timnas Burundi pada 13 November dan menang 2-1 atas tim amatir Turki, Manevgatspor, pada 10 November.
Daftar pemain Myanmar yang dibawa ke Turki pun relatif baru. Pemain-pemain langganan tak dibawa karena persoalan politik. Beberapa pemain menolak membela tim nasional selama masih dikuasai junta militer, seperti Aung Thu dan Kyaw Ko Ko.
Untuk pertandingan melawan Indonesia ini Myanmar berkekuatan 21 pemain. Jumlah tersebut didominasi pemain Yangon United (4 pemain) dan Shan United (6 pemain), serta dua pemain yang membela klub Malaysia pada musim 2021.
Melihat situasi Timnas Myanmar tersebut, memang selayaknya kita bisa mendominasi pertandingan. Sayangnya itu bisa kita lakukan hanya di babak pertama saja. Sementara di babak kedua, Timnas Indonesia jauh dari kata sempurna terutama setelah pergantian 4 pemain. Pemain kita terlihat bingung dan tidak jelas arah permainannya. Dan para pemain sepertinya hanya berharap pada kesalahan pemain lawan.
Dalam pertandingan ini, poin positif patut diberikan kepada Ezra Wilian yang bermain ngotot sehingga mampu membuat 1 goal dan 1 assist untuk kemenangan Indonesia, namun ada catatan ketika ia membuang sejumlah peluang matang yang didapatkannya sehingga gagal menambah pundi-pundi golnya.
Setelah ditariknya beberapa pemain seperti Ezra, dengan memasukan Kushedya Hari Yudo terlihat penyerangan kita sangat jauh dari harapan. Hari Yudo tampaknya harus bekerja keras untuk menyamai level Ezra maupun Egy maulana Vikri jika nanti ikut bermain. Pemain dengan rambut nyentrik ini memang pekerja keras, namun belum sebagai striker yang mematikan, masih banyak membuang peluang. Ini adalah salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Shin Tae-yong.
Ditariknya Evan Dimas juga mengubah semua yang membuat Myanmar lebih menguasai jalannya pertandingan. Pemain kita seperti kebingungan kemana harus memberi umpan sehingga serangan balik yang ingin dilakukan mudah terbaca oleh lawan.
Masih beruntung kita baru menghadapi Myanmar dalam laga uji coba, namun di Piala AFF nanti tentu akan bereda, belum lagi kta juga akan menghadapi lawan-lawan kuat seperti Vietnam dan Malaysia di grup. Dan juga ada Thailand atau Singapura di grup lainnya. Lawan Vietnam misalnya, permainan cepat dari kaki ke kaki mereka saat ini bisa dikatakan yang terbaik di Asia Tenggara, STY harus bisa melihat itu. Kedalaman skuad juga harus menjadi perhatian, sehingga pergantian pemain tidak menurunkan kualitas dari permainan.
Yang positif dari pemainpemain Timnas saat ini adalah mereka telah mampu bermain selama 90 menit. Peningkatan stamina ini yang telah terlihat dari sebelum dilatih oleh STY. Jika peningkatan stamina ini dibarengi pemilihan skuad yang tepat, serta kerja sama tim yang lebih baik, ditambah fighting spirit, bukan tidak mungkin target juara Piala AFF bisa diraih.
Masih ada waktu, segera perbaiki semuanya. Kami masih percaya dengan anda STY.
Penulis adalah Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) dan Pendiri Kanalbola.ID