Timnas Indonesia U-19 dipastikan gagal melaju ke babak semifinal Piala AFF U-19 2022 seusai Thailand dan Vietnam bermain imbang dengan skor 1-1. Dengan hasil tersebut, dua tim yang lolos dari Grup A ialah Vietnam dan Thailand. Pasalnya, Timnas Indonesia U-19 hanya mampu bermain imbang dengan skor 0-0 saat bertemu Vietnam maupun Thailand.
Media sosial diramaikan dengan sistem head to head yang ditentukan oleh penyelenggara. Netizen Indonesia merasa kesal karena ketiga tim, yakni Timnas Indonesia U-19, Vietnam, dan Thailand mengumpulkan poin yang sama dengan jumlah sebelas. Skuad asuhan Shin Tae Yong bahkan unggul jauh dalam sektor selisih gol dengan jumlah 15. Timnas Indonesia U-19 mencatatkan 17 gol dan dua kali kemasukan. Sementara itu, Vietnam mengumpulkan 12 gol dan tiga kali kemasukan. Sedangkan Thailand hanya tujuh kali mencetak gol dan satu kali kebobolan.
Menyoal kegagalan Timnas ke semifinal, Pengamat Sepakbola Muhamad Kusnaeni tidak terlalu mempermasalahkan, karena target utama tim ini adalah Piala Dunia U-20. Piala AFF hanya bagian dari proses menuju ke sana.

“Tidak terlalu masalah karena targetnya adalah Piala Dunia U20 tahun depan. Yang jelas, timnas U-19 kita masih butuh banyak pembenahan. Dari segi permainan, kerjasama, maupun materi pemain. Coach STY harus kerja keras membenahi banyak kekurangan tim saat ini. Khususnya dalam melengkapi kekurangan materi pemain di beberapa posisi. Coach STY punya kesempatan melalui kompetisi Liga yang akan mulai bergulir akhir bulan ini. Semoga klub-klub ikut berkontribusi dengan memberi kesempatan bermain kepada para pemain mudanya,” Ujar pengamat yang akrab dipanggil Bung Kus ini.
Ia menambahkan Shin Tae-yong harus benar-benar mencari pemain yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas permainan Timnas U 19.
“Kalau pemain yang dibutuhkan tidak dia dapat, kita harus legawa memberi kesempatan coach STY mencarinya di luar negeri. Naturalisasi pemain harus kita terima sebagai bagian dari upaya pembentukan tim yang kuat untuk Piala Dunia U-20,” Ujar Bung Kus.
Sementara pendiri Vamos Indonesia Fanny Riawan mengatakan manual handbook selalu di keluarkan secara resmi sebelum turnament dan pastinya ini sudah harus dibaca dan wajib dimengerti oleh seluruh peserta AFF U19.

“MCM (manager coordination meeting) 1 malam sebelum game selalu akan bahas aturan permain plus pemain yang bisa main atau tidak (akumulasi kartu) plus warna jersey. Di MCM juga selalu diberikan waktu utk bertanya kembali tentang Do and Dont dari regulasi turnamen. Kesimpulan saya, ada yang tidak membaca aturan main dengan detail, kesalahan siapa itu? bukan hak saya untuk menjelaskan, mungkin PSSI dan manajemen timnas bisa menjawab,” Ujar Fanny.
Senada dengan keduanya, Sekretaris Jenderal Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Abe Tanditasik menyatakan aturan tentang head to head memang membuka peluang untuk adanya main mata, namun hal tersebut sudah menjadi kesepakatan sebelum turnamen.
“Semalam Indonesia memang dirugikan dengan regulasi ataupun sistem head to head yang dijalankan, namun kita tidak bisa menjadikan hal tersebut menjadi kambing hitam ketidak lolosan kita ke semifinal. Lebih baik kedepannya kita fokus untuk bisa mengalahkan seluruh lawan termasuk Thailand maupun Vietnam. Dan ini yang tidak terjadi di Piala AFF U19 kali ini,” Ujar Abe.
Mengenai hasil pertandingan Vietnam melawan Thailand
Menanggapi hasil pertandingan antara Vietnam dan Thailand, Bung Kus menilai ada kesan kedua tim tidak ngotot menang. Terlihat jelas di akhir babak kedua mereka hanya mengamankan skor yang agar kedua tim sama-sama lolos.
“Itu semua berpulang kepada moralitas masing-masing tim. Dan kita sudah melihat bagaimana moral kedua tim tidak menempatkan sportivitas sebagai hal yang penting. Mereka hanya berfikir lolos dengan segala cara. Apa boleh buat, itu risiko yang harus kita terima dari regulasi Piala AFF yang seperti itu. Regulasi yang tidak mendorong tim-tim peserta untuk bermain untuk menang dan meraih hasil maksimal. Tidak ada yang bisa kita lakukan selain menyesalkan hal itu. Protes pun tidak akan banyak manfaatnya,” Ujar Bung Kus.
Sementara Abe Tanditasik menyatakan jika memang ada main mata dari Thailand dan Vietnam dalam pertandingan tersebut maka itu menciderai fair play.
“Jika ada kesepakatan antara kedua tim untuk mendapat hasil seperti tadi malam, ini jelas menciderai fair play dan sportifitas. Wajar jika Indonesia meminta dilakukannya investigasi, namun saya pesimis bahwa AFF akan melakukannya karena ini tentu akan mencoreng AFF sendiri,” tegas Abe.

Namun Abe meminta skuad muda Garuda untuk segera melupakan kegagalan dan tetap fokus untuk memperbaiki kualitas untuk persiapan Piala Dunia U20.
“Skuad Garuda harus menjadikan kegagalan ini menjadi cambuk untuk lebih baik lagi kedepannya, kita masih ada waktu. Terbanglah lebih tinggi lagi Garuda Muda!” tutup Abe.
Fanny Riawan menyatakan tidak selayaknya Indonesia menggantungkan nasib kepada pertandingan lain, dan harusnya bisa memenangkan pertandingan baik melawan Thailand maupun Vietnam.
“Jadi dari kaca mata saya, apapun hasil Vietnam vs Thailand itu hak mereka bermain , begitu pula seharunya timnas Indonesia tidak perlu menggantungkan nasib hasil kepada tim lain. Kenapa tidak dari awal bikin gol ke gawang Thailand atau Vietnam,” ujar Fanny.
Ia menyarankan Timnas U19 segera melupakan kegagalan dan focus pada Piala Dunia U19 tahun depan.
“Saran saya sudah tutup buku ,fokus pembenahan untuk persiapan Piala Dunia U20, di 2023 ,dengan mencari lawan latih tanding yang berkelas, tidak apa-apa kalah dari sekelas Korea, Jepang, Arab Saudi, mumpung masib ada waktu. Percuma menang banyak dari Myanmar, Filipina dan negara lain yang kelas dibawah kita kalo cuman untuk eforia sesaat. Tetap semangat, ambil hikmahnya dan maju terus ke depan,” tutup Fanny.
Sebelumnya Dalam keterangan persnya, PSSI menyatakan telah mengkaji hasil pertandingan tersebut. Hasilnya pihak federasi sepak bola di Tanah Air itu memutuskan melayangkan surat protes ke pihak AFF, yang paling dikirim besok, Selasa.
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi mengajukan protes kepada Asosiasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) terkait laga Thailand vs Vietnam di Piala AFF U-19 2022. PSSI mengaku keberatan dengan laga yang berakhir imbang 1-1 karena dinilai mencederai prinsip fair play.
(DRO)