Bagi timnas Indonesia, partai keenam di Grup G kualifikasi zona AFC melawan Thailand memang sudah tak lagi berpengaruh pada posisi Indonesia di Grup tersebut, karena sebelumnya sudah dipastikan masuk kotak. Tapi paling tidak skuad Shin Tae-yong bisa memberikan optimisme soal regenerasi.
Di laga Indonesia Vs Thailand, yang berkesudahan dengan skor imbang 2-2, skuad Garuda yang diturunkan Shin Tae-yong tercatat memiliki rata-rata usia tak sampai 23 tahun — baik starting XI saja maupun saat menghitung pemain pengganti.
Tidak dipanggilnya nama-nama top langganan timnas seperti Irfan Bachdim, Andritani, hingga Stefano Lilipaly oleh Shin Tae-yong awalnya membuat pesimis banyak pihak, apakah timnas Indonesia bisa berbicara banyak pada sisa pertandingannya?
Ternyata dalam pertandingan melawan tim kuat Thailand, skuad Shin Tae-yong mampu menjawab keraguan berbagai pihak dan berbalik menjadi rasa optimis.
Pengamat sepak bola Mochamad Kusnaeni kepada Kanalbolaid mengatakan meski hasil yang diperoleh belum maksimal tapi perjuangan Garuda muda cukup membanggakan. “Hasilnya memang belum optimal. Tapi permainan mereka cukup membanggakan. Ada semangat, motivasi, dan daya juang yang sangat kuat. Itu modal yang bagus untuk berkembang ke depannya.” Ungkap komentator yang biasa dipanggil Bung Kus ini.
Namun Kusnaeni mengingatkan agar Timnas Indonesia tidak cepat berpuas diri karena masih ada pertandingan-pertandingan lain kedepannya.“Yang penting, jangan cepat puas diri. Kekurangan masih banyak dan perjalanan mereka masih sangat panjang.” Ujarnya.
Sementara itu tokoh sepak bola Achsanul Qosasi dalam akun Instagram pribadinya mengatakan ada perubahan signifikan yang dilakukan oleh Shin Tae-yong pada timnas Indonesia yang berbuah manis pada pertandingan melawan Thailand. “Ada perubangan signifikan pada semangat dan pola serangan, disiplin dan kata-kata pedas STY membuahkan hasil. Permainan itu menunjukkan cara Latihan. Kengototan itu cermin rasa bangga. Jika kalian ngotot dan dilatih benar, Tim Nasional Indonesia akan berjaya dimasa depan.” Ungkapnya.
Senada dengan keduanya, pengamat yang juga pandit DPI, Justinus Lhaksana mengatakan yang membedakan antara timnas Indonesia sebelum era Shin Tae-yong dengan saat ini adalah fighting spirit. “STY berani gambling dengan memilih pemain-pemain muda dibanding pemain-pemain senior. Dengan membawa tim baru, mengubah cara berpikir, mengubah cara melatih sehingga memiliki fighting spirit yang tinggi. Kalau kita lihat pertandingan lawan Thailand itu, pemain Indonesia terlihat Spartan hingga menit akhir seperti gaya permainan Korea. Mental pemain juga sudah membaik terbukti kita tertinggal 2 kali dan mampu membalas.” Ujar Justin.
Sekretaris Jenderal Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI), Abe Tanditasik menilai latihan dan disiplin yang diterapkan Shin Tae-yong telah berhasil mengubah stamina dari pemain timnas Indonesia. “Yang berubah dari timnas saat dipegang oleh Simon Mcmenemy dan STY, jelas stamina dan mental, kalau dulu masuk babak kedua pemain kita sudah drop staminanya, nah dengan latihan yang diberikan STY, terlihat pemain kita masih memiliki stamina yang bagus hingga akhir pertandingan. STY jeli melihat dan memperbaiki kelemahan timnas. Semoga kedepannya kita bisa lebih baik lagi. jangan sampai terlena dengan pujian.” Ungkap Abe.
Bagaimana menurut kalian Kanalbolers, apakah memang timnas kita sudah memberikan harapan?
(DRO)