Masih terekam dalam ingatan kita ketika Gianluigi Donnarumma dielu-elukan sebagai pahlawan Italia saat memenangkan Piala Eropa tahun lalu. Saat itu Donnarumma berhasil menahan sejumlah penalti pada dua pertandingan semiinal melawan Spanyol dan juga final melawan Inggris di stadion Wembley. Pada semifinal, dia menahan penalti Alvaro Morata, yang memastikan timnas Italia lolos ke partai puncak Piala Eropa. Sementara itu, pada adu penalti kontra The Three Lions, Donnarumma menahan dua penalti dari Jadon Sancho dan Bukayo Saka.
Gelar juara Italia makin bermakna karena kiper mereka, Gianluigi Donnarumma, dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen. Gelar pemain terbaik Euro 2020 juga sekaligus memasukkan Donnarumma ke dalam buku sejarah Piala Eropa. Pemain jebolan akademi AC Milan itu menjadi penjaga gawang pertama yang memenangi penghargaan tersebut.
Sebelum Donnarumma, sebenarnya sudah ada Kasper Schmeichel (Denmark), kiper yang menjadi pemain terbaik Euro edisi 1992. Namun, penghargaan pemain terbaik Euro baru diresmikan pada 1996. Jadi, Donnarumma tetap kiper pertama yang memenangi gelar tersebut.
Namun nasib Donnarumma berbalik 180 derajat setelah tidak memperpanjang kontrak di klub yang membesarkannya AC Milan dan memilih bergabung dengan klub kaya raya asal Prancis, Paris Saint-Germain dan tidak sedikit fans AC Milan yang memelesetkan namanya menjadi “Dollarumma” karena dianggap kepindahannya hanya sekedar mencari kekayaan semata.
Keputusannya ikut kompetisi Ligue 1 Prancis dinilai tidak pas. Bila Gianluigi Donnarumma ingin mencari tantangan baru di usia muda, ia sempat disarankan untuk hengkang dari AC Milan ke kompetisi Liga Spanyol atau Liga Inggris. Namun Gianluigi Donnarumma malah ngeyel dan tetap memilih PSG sebagai pelabuhan selanjutnya. Alhasil, ia mendapatkan karma dengan sempat frustrasi pada awal musim 2021-2022. Dirinya tidak langsung menjadi kiper utama PSG karena harus bergantian dengan penjaga gawang lainnya seperti Keylor Navas untuk bisa berdiri di bawah mistar PSG.
Sejauh ini, Donnarumma baru memainkan 12 penampilan di kompetisi Ligue 1 Prancis 2021-2022. Catatan itu lebih sedikit jika dibanding Keylor Navas. Kiper yang sudah berusia 35 tahun tersebut sudah memainkan 17 pertandingan di Ligue 1 Prancis musim ini. Hanya saja Donnarumma punya catatan penampilan lebih banyak di ajang Liga Champions Eropa.
Harapan Gianluigi Donnarumma untuk membawa PSG meraih gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah harus sirna. Hal itu setelah PSG kalah dengan skor 1-3 dari tuan rumah Real Madrid saat leg kedua babak 16 Liga Champions beberapa waktu lalu.
Tragisnya, Gianluigi Donnarumma menjadi pemain yang paling disalahkan karena sempat melakukan blunder fatal saat PSG sudah unggul lebih dulu lewat gol Kylian Mbappe pada menit ke-39. Kiper Timnas Italia itu melakukan kesalahan pada menit ke-61. Ia panik saat menguasai bola dan mendapatkan pressing dari Karim Benzema. Alhasil, Gianluigi Donnarumma salah melakukan umpan kemudian bola jatuh ke kaki Vinicius Junior. Selanjutnya, Vinicius Junior memberikan bola kepada Benzema dan sukses dikonversi menjadi gol penyama kedudukan.
Setelah kariernya di level klub menurun, Gianluigi Donnarumma kembali terkena sial saat tampil bersama tim nasional Italia. Hal itu setelah dirinya harus menunda mimpi tampil di ajang bergengsi Piala Dunia. Pasalnya, Timnas Italia sudah resmi gagal lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah secara mengejutkan kalah 0-1 dari Makedonia Utara di babak play-off kualifikasi zona Eropa.
Bermain di Stadion Renzo Barbera, Timnas Italia yang diperkuat Gianluigi Donnarumma sejak menit awal sebenarnya diunggulkan meraih kemenangan. Akan tetapi, mereka lengah pada menit akhir sehingga Makedonia Utara mencuri gol pada masa injury time melalui Aleksandar Trajkovski pada menit 90+2. Banyak pihak yang menyebut gol ini terjadi akibat ketidaksigapan Donnarumma dalam menghalau tembakan jarak jauh.
Ini merupakan yang kedua kalinya secara beruntun mereka gagal lolos ke Piala Dunia. Sebelumnya, Timnas Italia juga gagal lolos ke Piala Dunia 2018 lalu karena kalah agregat 0-1 dari Swedia pada babak play-off.
Jadilah Donnarumma menjadi HERO to ZERO. Bisa memperbaiki situasi ini Donnarumma?