Federasi Sepakbola Brasil (CBF) telah meminta FIFA untuk mengeluarkan larangan bermain kepada pemain yang tak memenuhi panggilan timnas untuk melakoni laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL.
Dengan begitu delapan pemain Brasil yang bermain di Liga Inggris akan absen di laga akhir pekan ini, sebagai imbas dari kebijakan sejumlah klub yang melarang pemainnya pergi membela timnas masing-masing selama jeda internasional.
Delapan pemain itu yakni Fred (Manchester United), Thiago Silva (Chelsea), Roberto Firmino, Alisson Becker, Fabinho (Liverpool), Gabriel Jesus, Ederson (Manchester City), dan Raphinha (Leeds United).
Dalam aturan FIFA, para pemain memang wajib hadir memenuhi panggilan timnas yang akan bermain di laga resmi. Jika menolak, mereka bisa dilarang bermain selama 5 hari setelah jeda internasional berakhir.
Dalam kasus kali ini, delapan orang tersebut dilarang bermain dalam rentang waktu 10-14 September, mengingat jeda internasional berakhir pada 9 September. Itu artinya, mereka akan absen di pekan keempat Liga Inggris yang berlangsung pada 11-13 September.
Khusus Thiago Silva dan Fred, keduanya bahkan tak bisa bermain di matchday perdana Liga Champions, sebab Chelsea dan MU bertanding pada 14 September, sedangkan Liverpool dan Man City baru bertanding pada 15 September, saat waktu hukuman sudah berakhir.
Selain para pemain Brasil, masih ada lagi pemain-pemain yang terkena efek aturan FIFA ini, yakni Raul Jimenez (Wolverhampton Wanderers, Meksiko), Miguel Almiron (Newcastle United, Paraguay), dan Francisco Sierralta (Watford, Chile).
Sejumlah klub Premier League sebelumnya mengeluarkan larangan bagi para pemain mereka untuk membela timnas masing-masing selama jeda internasional, khususnya yang berasal dari negara yang masuk daftar merah pemerintah Inggris terkait kasus COVID-19.
Sebab, orang-orang yang datang ke Inggris dari negara di daftar merah diharuskan menjalani karantina selama 14 hari, dan inilah yang ingin dihindari klub-klub tersebut. Meksiko dan seluruh negara zona CONMEBOL diketahui masuk daftar tersebut.
Terkait larangan ini, klub-klub yang terdampak sudah mendapat pemberitahuan dari FIFA dan saat ini tengah melakukan negosiasi atas keputusan itu.
Menanggapi hal ini pandit sepakbola Justinus Lhaksana kepada Kanalbola.id mengatakan kesalahan terbesar untuk kasus ini ada di tangan FIFA, karena FIFA tidak memikirkan jalan tengah di tengah perbedaan kebijakan tiap Negara terkait penanganan Pandemi Covid 19.
“FIFA itu tidak mau berusaha memikirkan hal-hal seperti ini, mau cari gampangnya saja. Kan seharusnya bisa FIFA meminta jalan tengahnya, misalnya pertandingan diadakan di Negara yang tidak dianggap zona merah seperti Venezuela misalnya. Toh para pemain Argentina juga sudah disana sebelum ke Brasil. Kalau diadakan disanakan para pemain tidak harus di karantina 14 hari, sehingga klub tentu bisa melepasnya untuk membela negaranya dan tidak ada kejadian seperti ini. Ini jelas menunjukan FIFA memang serakah dan tidak mau berpikir untuk langkah terbaik.” Ujarnya.
Sementara menanggapi ada satu pemain Brasil yang juga mangkir dari panggilan, yakni Richarlison (Everton). Meski begitu, ia tak bernasib sama seperti delapan kompatriotnya dan ini disebabkan iktikad baik dari Everton yang bersedia mengijinkan Richarlison bermain di Olimpiade Tokyo 2020 pada Juli-Agustus lalu, padahal ajang tersebut tak masuk kalender FIFA, Justinus Lhaksana menilai ini merupakan dualisme yang dilakukan CBF.
“Ini jelas dualisme yang dilakukan oleh CBF sebagai PSSI-nya Brasil, ini kemungkinan disebabkan kedekatan CBF dengan klub Everton. Karena jelas Olimpiade tidak masuk agenda FIFA, maka seharusnya CBF menerapkan yang sama ke seluruh pemain yang tidak hadir membela negaranya.” Tutup Justin.
(DRO)