Timnas Indonesia U-23 harus mengakui kemenangan Australia U-23 pada leg pertama Kualifikasi Piala Asia U-23 2022. Garuda Muda kalah tipis dengan skor 2-3. Australia tampil dominan pada laga tersebut dengan menguasai bola sebesar 72 persen berbanding 28 persen.
Namun ada hal yang harus kita acungi jempol pada pemain-pemain muda kita yaitu Fighting Spirit. Semangat juang yang tinggi membuat sebuah perbedaan. Meskipun penguasaan bola, postur tubuh maupun skill indiidu kita kalah segalanya, namun kita masih bisa menegakkan kepala karena berkat semangat juang, kita masih bisa memberi perlawanan berarti.
Di leg kedua nanti kita harus menang dengan selisih 2 goal atau lebih karena kita bermain tandang. Apakah bisa kita melakukan itu? Kita akan bahas, tapi kita akan lihat dulu jalannya pertandingan tadi.
Jalannya pertandingan
Australia nyaris unggul cepat karena sudah mendapat penalti saat laga baru berjalan 3 menit lantaran pelanggaran terhadap Lewis Miller di dalam kotak penalti.
Untungnya Patrick Wood gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Tendangannya terlalu lemah dan dapat diamankan dengan baik oleh Ernando Ari. Dua menit berselang Ernando Ari kembali melakukan penyelamatan penting. Tendangan jarak dekat oleh Jacob Italiano sanggup dimentahkan Ernando.
Australia selanjutnya mencoba mengacak-acak pertahanan tim asuhan Shin Tae-yong. Tekanan yang terus dilancarkan Australia berbanding lurus dengan jumlah peluang yang mereka dapatkan. Luke Duzel nyaris membuka keunggulan lewat percobaan yang masih melenceng saat laga berjalan 30 menit.
Catatan dibabak pertama : Para pemain bertahan kita mampu menjalankan tugasnya dengan baik untuk menghalau serangan-serangan gencar yang dilakukan oleh pemain Australia. Namun pemain-pemain penyerang kita terlalu jauh di daerah pertahanan sehingga kita tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk melakukan counter attack. Setiap usaha dilakukan terlalu mudah dipatahkan. Masih banyaknya salah passing pemain-pemain kita tidak mampu membahayakan pertahanan lawan.
Kondisi tak banyak berubah buat Timnas U-23 pada awal babak kedua. Ketiadaan pemain tengah yang bisa mengatur ritme permainan membuat Garuda Muda kesulitan membangun pola permainan.
Australia pun akhirnya membuka keunggulan 1-0 pada menit ke-54. Marc Tokich sukses menyundul bola hasil umpan tendangan bebas yang dilepaskan oleh Lachlan Brook.
Dua menit berselang Luke Duzel nyaris menggandakan keunggulan kerasnya yang masih bisa diselamatkan Ernando Ari. Bola mentah yang disambar Lachlan Brook juga berhasil dihalau barisan pertahanan Timnas U-23.
Patrick Wood akhirnya menambah keunggulan Australia menjadi 2-0 pada menit ke-60. Dia dengan mudah menceploskan bola ke gawang kosong setelah menerima operan dari Alessandro Lopane.
Setelah kebobolan 2 gol, baru pemain kita terlihat berani bermain lebih terbuka dan memanaatkan kecepatan para pemain depan kita.
Hal tersebut berbuah hasil, Timnas U-23 sanggup memperkecil kedudukan menjadi 1-2 lewat Witan Sulaeman pada menit ke-47. Pemain Lechia Gdansk itu melepaskan tendangan dari luar kotak penalti yang meluncur deras ke pojok atas gawang Australia.
Selepas gol itu Timnas U-23 melakukan tiga pergantian sekaligus. Subhan Fajri, Taufik Hidayat, dan Marselino Ferdinan, diturunkan pada menit ke-69.
Gol Witan menjadi penyemangat Timnas U-23 untuk balik menyerang. Australia pun harus bermain bertahan untuk membendung serangan-serangan deras yang dilancarkan Timnas U-23.
Meski begitu, justru Australia yang mampu mencetak gol tambahan sekaligus mengubah kedudukan menjadi 3-1. Jacob Italiano melakukan aksi individu melewati sejumlah pemain yang dilanjutkan dengan tendangan keras ke pojok gawang Ernando Ari.
Namun, Fighting spirit kembali ditunjukan oleh Garuda Muda yang kembali sanggup memperkecil kedudukan menjadi 2-3 melalui gol yang dicetak Taufik Hidayat pada menit ke-85. Striker Persija Jakarta itu dengan mudah menceploskan bola setelah menerima bola dari Gunansar Mandowen.
Tak ada gol tambahan lagi sehingga skor 3-2 bertahan untuk kemenangan Australia atas Timnas U-23.
Berkaca pada pertandingan tersebut, apa yang harus dilakukan oleh Garuda Muda di Leg kedua untuk lolos ke putasan final AFC Cup U23 2022? Pasukan Shin Tae-yong harus memanfaatkan kecepatan para pemainnya untuk melakukan serangan balik. Witan bisa ditempatkan sebagai play maker yang mampu mengatur rytme permainan dan memberikan umpan-umpan kepada para penyerang. Dan karena kalah postur tentu kita harus lebih memaksimalkan umpan dari kaki ke kaki dan mengurangi umpan-umpan jauh.
Lemparan kedalam Pratama Arhan langsung ke area kotak penalty lawan tentu juga bisa menjadi salah satu kekuatan, namun tidak bisa selalu berharap banyak dengan itu karena kalah postur tadi. Sebaiknya Timnas lebih fokus pada umpan kaki kekaki dan melakukan terobosan ke daerah berbahaya lawan. Ronaldo Kwateh yang memiliki kecepatan bisa menjadi alternative yang bisa mengacak-acak pertahanan lawan.
Jika pertahanan kita bisa solid seperti yang ditunjukan pada babak pertama, dan umpan-umpan kaki ke kaki lebih lancer, ditambah fighting spirit seperti yang ditunjukan hari ini, bukan tidak mungkin kita akan bisa mengejutkan Australia dan memenangkan leg kedua lebih dari 2 gol.
Ayo, Kita Bisa Garuda Muda!!!!!
Penulis adalah Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) dan Pendiri Kanalbola.id