Boaz Theofilus Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa (lahir di Sorong, Papua Barat, 16 Maret 1986) adalah pemain sepak bola Indonesia. Saudara-saudaranya, Ortizan Salossa dan Nehemia Salossa yang juga pemain sepak bola. Boaz saat ini bermain di Persipura Jayapura
Boaz merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia. Dia dikenal memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, akurasi umpan yang baik, tendangan dengan kaki kiri, serta teknik dribbling di atas rata-rata. Dalam urusan mencetak gawang, Boaz juga satu-satunya pemain sepak bola nasional yang mampu bersaing dengan striker asing untuk menjadi top scorer ISL.
Dia pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Pada tahun 2011, Boaz mendapat tawaran untuk bermain di klub Belanda VVV-Venlo, tetapi karena keluarga dia memilih untuk tetap bermain di Persipura Jayapura.
Debut internasional Boas adalah melawan Turkmenistan pada tahun 2004 untuk kualifikasi Piala Dunia 2006 di mana Indonesia menang 3-1 dan Boas membuat dua assist untuk rekan setimnya Ilham Jaya Kesuma. Boas dianggap prospek yang cerah di sepak bola Indonesia setelah bermain cemerlang di Piala Tiger 2004, di mana Indonesia dikalahkan oleh Singapura dengan skor agregat 5-2 untuk kemenangan Singapura. Di fase grup, Boas berhasil mencetak 4 gol dan bersama dengan Ilham Jaya Kesuma, yang mencetak 7 gol, keduanya memimpin chart top skor.
Dia mendapat cedera patah kaki parah dalam pertandingan persahabatan melawan Hong Kong, ini membuatnya absen dari Piala Asia 2007 dan menghilang dari sepak bola.
Banyak rumor mengatakan bahwa tim nasional Indonesia tidak membiayai perawatan Boaz saat cedera parah saat itu. Persipuralah yang menanggung semua biaya operasi Boaz. Sejak saat itu, komitmennya terhadap timnas Indonesia mulai dipertanyakan.
Pada 8 Oktober 2010, tim nasional indonesia bertanding melawan tim nasional Uruguay dalam pertandingan persahabatan. Boaz yang turun sebagai starter mampu mencetak gol cepat, tepatnya di menit 14 boaz mendapat umpan dari Bambang Pamungkas dan menggiring bola masuk kotak penalti. Dalam duel satu lawan satu, ia berhasil tampil tenang dan menaklukkan Juan Castillo, sebelum menyontek bola masuk gawang tim tamu. Dalam pertandingan persahabatan itu Indonesia harus mengakui keunggulan Uruguay yang tampil dengan skuat terbaiknya dengan skor telak 1-7 lewat Hat-trick Edinson Cavani dan Luis Suarez serta satu gol dari Sebastián Eguren.
Pada 23 Maret 2013, Boaz kembali dipanggil untuk memperkuat tim nasional Indonesia melawan Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Asia AFC 2015 yang memulai babak baru dalam konflik dualisme liga dan kepengurusan PSSI beberapa tahun ini. Ia mencetak gol cepat di menit ke 5 untuk memberi keunggulan sementara 1-0 bagi Indonesia meskipun akhirnya harus menyerah dengan keunggulan 1-2 bagi Arab Saudi.
Timnas AFF 2016, embun penyejuk diantara panasnya politik identitas
Tahun 2016 merupakan tahun yang cukup buruk bagi bangsa Indonesia terkait dengan politik identitas yang menguat pada pelaksanaan Pilkada Jakarta. Bangsa ini seolah terpecah. Namun ditengah situasi tersebut, pelaksanaan Piala AFF 2016 ternyata mampu meredakan ketegangan.
Pelatih Timnas Indonesia saat itu, Alfred Riedl mampu membawa Timnas Indonesia menembus Final setelah mengalahkan Vietnam di PekanSari, Bogor, dan memaksa hasil imbang ketika bermain di kandang Vietnam.
Terlebih kita juga berhasil mengalahkan tim kuat Thailand di leg pertama dengan skor 2-1. Sayang kita harus kalah 0-2 ketika bermain di leg kedua di Thailand sehingga kita tertinggal dalam agregat dan harus kembali melihat sang rival mengangkat piala. Namun peristiwa tersebut membuat sejenak kita melupakan panasnya situasi politik tanah air.
Yang membuat unik dari Timnas Indonesia di piala AFF 2016 adalah sang kapten, ya siapa lagi kalau bukan Boaz Solossa! Boaz yang termasuk kalangan minoritas di Indonesia, berani mengambil tanggung jawab yang diberikan kepadanya bahkan memberikan permainan yang cukup impresif selama berada di lapangan.
Suporter sendiri seperti larut dalam euforia dan menikmati permainan timnas dan melupakan carut marut politik, dan bersatu memberi dukungan penuh kepada Boaz cs.
Boaz sudah memberi tauladan kepada kita dan menunjukan bahwa sepak bola adalah alat pemersatu bangsa, jangan jadikan sepak bola sebagai alasan saling benci atas nama rivalitas. Karena ada hal yang lebih besar dari rivalitas ataupun sepak bola itu sendiri, yaitu kemanusiaan.
Ignatius Indro
Penulis adalah Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI)