Anda bisa membayangkan diri anda terkatung-katung di tengah laut dalam badai dahsyat selama 20 hari? Demikianlah perasaan di dada supporter klub Liga Inggris Musim 2020-2021 kali ini. Tak ada yang pasti hingga pertandingan pekan 20.
Tunggu!
Gambaran di atas hanya cocok untuk menggambarkan perebutan di posisi puncak klasemen yang naik turun, seperti gelombang laut, kadang mengangkat perahu, lalu menjatuhkannya keras-keras. Narasi yang lebih tepat untuk kondisi perebutan posisi 3-4 atau zona Liga Champion sebenarnya lebih seru lagi, ibarat balapan liar, salip menyalip terjadi hingga di ujung putaran. Gilanya lagi, semua itu berlangsung nyaris dalam kesunyian. Stadion begitu senyap, tanpa penonton, kecuali pada partai terakhir. Itupun hanya terisi 20% dari kapasitas.
Jika hasil pemuncak klasemen terkunci pada pekan ke-20, maka perebutan posisi 4 besar benar-benar liar, ditentukan pada pertandingan terakhir, yakni pekan ke-37 dan 38. Inilah keseruan English Premier League (EPL) musim 2020-2021.
Mungkin anda berpikir, di mana letak serunya, kalau pada pekan ke-20 sudah kelihatan siapa yang jadi juaranya? Tunggu dulu, mari kita lihat tabelnya dari pekan pertama.
Para Pemuncak
Pekan 1, Arsenal berada di puncak klasemen dengan poin 3 dan selisih gol 3. Arsenal ditempel Leicester City, Chelsea, dan Newcastle.
Pekan 2, Leicester merebut posisi Arsenal dari puncak, dengan poin 6 dan selisih gol 5. Arsenal tak pernah lagi kembali ke puncak sejak pekan ke-2 ini. Leicester dibayangi Everton, Arsenal, dan Liverpool.
Pekan 4, Everton menjadi raja untuk sepekan, pertama dan terakhir, dengan poin 12 dan selisih gol 7. Everton ditemani Aston Villa, Leicester City, dan Arsenal.
Pekan 7, Liverpool mengambil alih tahta dengan poin 16 dan selisih gol 2. Liverpool berada di 4 besar bersama Leicester City, Tottenham Hotspurs, dan Everton.
Pekan 8, Leicester merebut kembali tahtanya dengan 18 poin selisih gol 9. Tottenham Hotspurs, Liverpool, dan Southampton mengintai.
Pekan 9, Tottenham Hotspurs berhasil mencatatkan diri mereka sebagai pemuncak untuk pertama kalinya, sekaligus yang terakhir. Spurs mengumpulkan poin 20 dengan selisih gol 12. Liverpool, Chelsea, dan Chelsea menduduki peringkat 2,3, dan 4.
Tak ada yang lebih seru daripada 9 pekan pertama. Tercatat ada 6 (enam) tim berbeda yang silih berganti merebut tahta. Sampai sejauh ini, tak ada Manchester City dan Manchester United, bahkan dalam posisi 4 besar.
Pekan 13, Liverpool untuk kedua kalinya menjungkalkan lawan-lawannya, dengan 28 poin selisih gol 10. Liverpool diikuti oleh Tottenham Hotspurs, Southampton, dan Leicester City.
Pekan 18, Manchester United mencatatkan dirinya sebagai jawara menjelang tengah musim dengan poin 36 dan selisih gol 10. Raja penalti ini berada di zona UCL bersama Liverpool, Manchester City, dan Leicester City. Pada pekan inilah duo Manchester mendobrak tatanan 4 besar Liga Inggris.
Pekan 20, Manchester City menahbiskan diri sebagai pemuncak tak tergoyahkan sejak saat itu, bersama dengan Manchester United sebagai runner up. Posisi ini tak berubah hingga akhir musim. Manchester City yang mengumpulkan 41 poin dan selisih gol 23 dikuntit Manchester United, Leicester City, dan Liverpool.
Para Pembalap
Memang sejak pekan 20 duo Manchester tak tergoyahkan dari posisi 1 dan 2. Setelah mencatatkan 8 (delapan) tim berbeda sebagai pemuncak klasemen, keseruan ada pada perebutan posisi top four. Selanjutnya kita akan melihat posisi 3-6 tiap pekan. Untuk memudahkannya, mari kita ubah tampilan dalam bentuk table.
Pekan | Posisi 3 | Posisi 4 | Posisi 5 | Posisi 6 |
20 | Leicester City | Liverpool | West Ham United | Tottenham Hotspurs |
21 | Liverpool | Leicester City | West Ham United | Chelsea |
22 | Leicester City | Liverpool | West Ham United | Chelsea |
23 | Leicester City | Liverpool | Chelsea | West Ham United |
24 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Liverpool |
25 | Leicester City | West Ham United | Chelsea | Liverpool |
Sampai pekan 25, Leicester City berhasil mengunci posisi ke-3. Praktis perebutan hanya pada posisi ke-4 yang digumulkan oleh Liverpool, Chelsea, dan West Ham United secara bergantian. Chelsea mendesak naik, menjatuhkan Tottenham Hotspurs.
Pekan | Posisi 3 | Posisi 4 | Posisi 5 | Posisi 6 |
26 | Leicester City | Chelsea | Everton | West Ham United |
27 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Everton |
28 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Liverpool |
29 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Tottenham Hotspurs |
30 | Leicester City | West Ham United | Chelsea | Tottenham Hotspurs |
31 | Leicester City | West Ham United | Chelsea | Liverpool |
Hingga pekan 31, seolah-olah posisi ke-3 sudah berhasil dikunci Leicester City. Sejak pekan 25, West Ham United dan Chelsea silih berganti menyalip di tikungan tajam, sementara Liverpool, Everton, dan Tottenham Hotspurs memburu tiap kemungkinan, menunggu lawan jatuh dan terjungkal.
Pekan | Posisi 3 | Posisi 4 | Posisi 5 | Posisi 6 |
32 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Tottenham Hotspurs |
33 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Liverpool |
34 | Leicester City | Chelsea | West Ham United | Tottenham Hotspurs |
35 | Leicester City | Chelsea | Liverpool | West Ham United |
36 | Leicester City | Chelsea | Liverpool | Tottenham Hotspurs |
Pekan 32-36, Leicester City dan Chelsea memang tak tergoyahkan. Seolah semuanya stabil dan pasti, membosankan, dan tak ada kejutan lagi. Pada posisi 5 dan 6 tinggal 3 nama tersisa: West Ham United, Liverpool, dan Tottenham Hotspurs. Everton tinggal kenangan.
Pekan | Posisi 3 | Posisi 4 | Posisi 5 | Posisi 6 |
37 | Chelsea | Liverpool | Leicester City | West Ham United |
38 | Liverpool | Chelsea | Leicester City | West Ham United |
Mulai pekan 37, balapan liar benar-benar dimulai. Leicester tiba-tiba jatuh dan tertimpa tangga, ia terperosok dari posisi 3. Chelsea memimpin, dibuntuti Liverpool. Masih ada satu putaran lagi, yakni pekan terakhir, pertandingan ke-38 yang menentukan. Di injury time, very last minute, sejak pekan ke-22, akhirnya Liverpool berhasil mengamankan dirinya di posisi 3 klasemen, menggeser Chelsea ke posisi 4, sekaligus membuang asa Leicester City bermain di Liga Champion musim depan.
Ibarat balap motor, dua putaran terakhir memang sangat mengejutkan. Leicester City yang diduga akan bernasib sama seperti Manchester City dan Manchester United yang mengunci posisi, ternyata terlempar keluar dari arena.
Demikian pula dengan West Ham United yang beberapa kali berhasil menerbitkan harapan bagi para supporternya, akhirnya harus puas di posisi ke-6. Bagaimanapun juga, itu hasil yang luar biasa bagi klub London ini, yang berhasil melampaui pencapaian klub bertabur bintang kota London lainnya: Tottenham Hotspurs dan Arsenal.
Jika anda sempat membaca nama Newcastle United, Arsenal, Everton, Aston Villa, dan Southampton di atas, itu bukti bahwa mereka sempat berada di posisi 4 besar musim ini. Delapan tim silih berganti di singgasana, enam tim saling berlomba sampai akhirnya, demi merebut tiket ke zona Liga Champion, meski tanpa penonton di stadion.
Joaquim Rohi
RUDN University, Moscow, Russia